Pada tahun 2025, pemerintah China menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen, mencerminkan slot jepang optimisme Beijing dalam menghadapi tekanan domestik maupun global. Target ini diumumkan sebagai bagian dari rencana jangka menengah dalam kerangka kebijakan ekonomi makro yang lebih luas, dan mencerminkan upaya pemerintah untuk menstabilkan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut di tengah tantangan yang semakin kompleks.
Target Pertumbuhan yang Ambisius namun Realistis
Target pertumbuhan 5 persen tersebut dinilai oleh banyak analis sebagai ambisius namun tetap realistis. Setelah mengalami perlambatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama akibat pandemi COVID-19, krisis properti, dan ketegangan geopolitik, China kini berusaha mengarahkan kembali perekonomiannya ke jalur yang lebih berkelanjutan.
Pada 2023, pertumbuhan ekonomi China mencapai sekitar 5,2 persen, dibantu oleh basis perbandingan yang rendah dan pelonggaran kebijakan fiskal serta moneter. Namun, proyeksi untuk 2024 dan 2025 menjadi lebih menantang, seiring dengan berlanjutnya pelemahan sektor properti dan konsumsi domestik yang masih belum sepenuhnya pulih.
Dengan menargetkan pertumbuhan 5 persen, Beijing berupaya menjaga kepercayaan pasar, mendorong investasi asing, dan memastikan stabilitas sosial dan politik menjelang Kongres Partai Komunis berikutnya.
Pendorong Utama Pertumbuhan
Untuk mencapai target ini, pemerintah China mengandalkan beberapa sektor utama:
- Industri Teknologi dan Inovasi
Pemerintah berkomitmen untuk mendorong pengembangan teknologi tinggi, seperti kecerdasan buatan, semikonduktor, dan kendaraan energi baru (NEV). Investasi besar-besaran diarahkan ke sektor ini guna mengurangi ketergantungan pada teknologi asing dan memperkuat daya saing industri lokal. - Peningkatan Konsumsi Domestik
Strategi “dual circulation” masih menjadi andalan, yaitu dengan memperkuat permintaan domestik sembari menjaga keterbukaan terhadap perdagangan global. Reformasi struktural di sektor jasa, urbanisasi, dan peningkatan pendapatan masyarakat kelas menengah diharapkan menjadi penggerak konsumsi yang lebih kuat. - Investasi Infrastruktur Hijau
Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang terhadap pembangunan berkelanjutan, China terus berinvestasi dalam energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, dan proyek-proyek infrastruktur digital. Ini diharapkan tidak hanya mendorong pertumbuhan jangka pendek, tetapi juga menciptakan landasan bagi transformasi ekonomi hijau.
Tantangan yang Dihadapi
Meski target 5 persen tergolong moderat dibandingkan dengan era pertumbuhan dua digit beberapa dekade lalu, tantangan yang dihadapi China saat ini cukup kompleks:
- Krisis Sektor Properti
Masalah utang besar yang melilit perusahaan properti seperti Evergrande dan Country Garden telah mengguncang sektor keuangan dan memperburuk sentimen pasar. Sektor properti, yang menyumbang hingga 30 persen dari PDB secara langsung dan tidak langsung, masih dalam proses restrukturisasi besar. - Penuaan Penduduk
Demografi menjadi tantangan struktural jangka panjang. Jumlah penduduk usia produktif mulai menurun, sementara populasi lansia meningkat pesat. Hal ini berdampak pada produktivitas, konsumsi, dan tekanan fiskal di masa depan. - Ketegangan Geopolitik dan De-Risking Global
Hubungan yang semakin tegang dengan Amerika Serikat, serta tren global menuju de-risking dan reshoring industri, menyebabkan beberapa perusahaan multinasional mempertimbangkan diversifikasi rantai pasok dari China. Ini bisa berdampak pada ekspor dan aliran investasi asing langsung.
Respons Kebijakan Pemerintah
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah China diperkirakan akan melanjutkan kebijakan fiskal ekspansif dan moneter yang akomodatif, namun tetap berhati-hati dalam menghindari risiko utang sistemik. Stimulus difokuskan pada sektor-sektor strategis dan proyek jangka panjang.
Selain itu, reformasi kelembagaan dan deregulasi sektor swasta juga menjadi bagian penting dari strategi pertumbuhan. Pemerintah tampaknya berusaha menciptakan keseimbangan antara kontrol politik dan dukungan terhadap sektor usaha, terutama sektor teknologi yang sempat ditekan dalam beberapa tahun terakhir.
Kesimpulan
Dengan target pertumbuhan ekonomi 5 persen pada 2025, China menunjukkan bahwa negara tersebut berusaha keras menjaga momentum pemulihan ekonomi sambil menavigasi berbagai tantangan struktural dan eksternal. Keberhasilan pencapaian target ini akan sangat bergantung pada efektivitas kebijakan pemerintah, respons pasar global, serta kemampuan China untuk mempercepat reformasi ekonomi dan sosial di tengah lingkungan global yang semakin tidak pasti.
Meski jalannya tidak mudah, langkah-langkah strategis yang sedang diambil China mencerminkan tekad untuk menata kembali fondasi pertumbuhan yang lebih berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.
Jika Anda ingin artikel ini disesuaikan untuk media tertentu, ditambahkan infografik, atau dibuatkan versi bahasa Inggrisnya, silakan beri tahu saya.